Cina mempunyai pasukan tentara terbesar di dunia, meski ada kepercayaan umum baik di dalam kalangan Pasukan Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army, PLA) maupun pengamat luar bahwa jumlah bukanlah ukuran kekuatan militer yang baik. PLA terdiri dari angkatan laut Cina dan angkatan udara. Fakta itu membuat membuatkan kebanyakan organisasi hak asasi manusia
Barat merasa geram dan sangsi dengan kata-kata Cina yang menginginkan
keamanan, sekalipun telah disetujui di dalam dan di luar Republik bahwa
kemampuan tentara RRC melaksanakan operasi ketenteraan di luar kawasan
jajahannya terbatas dan jumlah anggota tidak begitu berguna untuk
menentukan kekuatan tentaranya. Tentara republik termasuk angkatan laut dan angkatan udara.
Memperkirakan dana militer Cina akan menghasilkan berbagai angka-angka
yang berbeda berdasarkan apa yang dianggap militer, bagaimana
mengartikan informasi terbatas yang tersedia, dan bagaimana seseorang
menghadapi faktor-faktor nilai tukar mata uang. Perkiraan-perkiraan yang
ada memberikan nilai US$9 miliar sebagai yang terendah dan US$60 miliar
sebagai yang tertinggi (dari segi purchasing power parity)
pada tahun 2003; jumlah US$60 miliar tersebut membuat Cina sebagai
negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat yang mempunyai dana
anggaran US$400 miliar. Pembelanjaan militer republik ini pada tahun 2005
adalah AS$ 30 miliar, tetapi ini tidak termasuk uang yang digunakan
untuk pembelian senjata luar, kajian dan pembangunan ketentaraan,
ataupun paramiliter (Polisi RRC), dan kritikus menjulukinya sebagai
percobaan yang sengaja dilakukan untuk menipu dunia. Baru-baru ini satu
kajian RAND di halaman situs ini
memperkirakan bahwa perbelanjaan militer republik yang sebenarnya
adalah 1,4-1,7 kali lipat lebih besar daripada pengeluaran resminya.
Akan tetapi , tentara Amerika juga mencoba menipu dengan pengeluarannya
dengan sengaja mengeluarkan perbelanjaannya di Afghanistan dan Irak
daripada belanja Kantor Pertahanan resminya. Lihat
Cina, meski mempunyai sistem senjata nuklir
dan pengiriman yang maju, secara luas dipandang, di dalam negeri maupun
di luar, hanya mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengerahkan
kekuatan militernya ke luar Cina dan tidak dianggap sebagai sebuah adidaya meski sering dianggap sebagai kekuatan regional yang besar karena kebayakan peralatan senjata
yang digunakan oleh Republik Rakyat Cina masih kuno dan perlu
dimodernkan dari segi standar Amerika Serikat. Akan tetapi ia masih
dilihat sebagai kuasa setingkat adidaya regional. Angkatan udaranya masih memerlukan pesawat perang pengangkut dan kebanyakan pesawat perangnya sudah ketinggalan zaman.
Penganggaran menujukan bahwa perbelanjaannya yang berjumlah AS$56
miliar merupakan yang ketiga terbesar setelah Amerika Serikat (lebih
dari AS$ 400 miliar untuk tahun anggaran 2005-2006) dan Rusia.
Tentara RRC kini berusaha bersungguh-sungguh menguatkan dirinya
sebagai persiapan kemungkinan berperang dengan Amerika Serikat oleh
sebab Taiwan. RRC secara aktif membeli senjata petarung canggih seperti Su-27 dan Su-30.
Ia juga menghasilkan petarungnya sendiri. Rancangan khusus untuk
menaikkan angkatan tentara lautnya diambil setelah ia sendiri
menyaksikan kehebatan AU Amerika di Irak. Pertahanan udara bersumber
peralatan ultramodern S-300 Surface yang dikatakan merupakan sistem
terbagus menahan dan menghalang peluru kendali udara di dunia. RRC juga
menambah angkatan daratnya dengan memodernkan peralatan elektronik
mereka dan memperbagus kebolehkan untuk mengenai sasaran secara tepat.
Tentara republik dan cabang ketentaraan yang lain adalah suatu ancaman
besar kepada dominasi Amerika atas dunia pada masa kini, terutama di
kawasan-kawasan Asia Timur seperti Selat Taiwan, di mana tanah besar
Cina menempatkan dan mengumpulkan tentaranya, dan juga secara langsung
mengarahkan senjata peluru kendalinya ke arah Taiwan.
Gambaran tentara republik tercoreng telak dengan tindakannya memadamkan demonstrasi pelajar di Tian'anmen pada tahun 1989.
sumber: http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar